Pola Pendekatan Penanganan Gangguan Perilaku (conduct disorder) pada Pelajar SD: Sebuah Upaya Mengurangi Perilaku Kekerasan Pelajar di Yogyakarta

  • Khanif Maksum Universitas Alma Ata Yogyakarta
  • Ahmad Syamsul Arifin Universitas Alma Ata Yogyakarta
Kata kunci: Conduct Disorder, Deteksi dan Intervensi, Klitih

Abstrak

Keterlibatan sejumlah pelajar anak SD dalam sejumlah kasus klitih, dikhawatirkan menjadi pola perilaku yang berpotensi terus-menerus bertahan dan berulang, sehingga akan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada fungsi sosial, akademis, maupun masa depannya. Gangguan perilaku ini, dalam bentuk ekstremnya, dapat berupa pelanggaran berat dari norma sosial dan lebih parah daripada kenakalan anak pada umumnya. Apabila gangguan perilaku (conduct disorder) ini tidak segera diatasi, dapat mengarah perlilaku anti sosial yang dapat membahayakan diri dan orang lain di sekitarnya.Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif naturalistik. Penelitian didasarkan pada sisi alamiah suatu kasus yang menghasilkan data deskriptif  dari  responden atau perilaku dan situasi yang diamati. Pendekatan ini sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak memahami pola dan dinamika perilaku bermasalah pada anak dengan gangguan perilaku. Subjek penelitian dipilih berdasarkan purposive sample atau berdasarkan tujuan penelitian dengan berbagai pertimbangan teknis. Adapun subjek penelitian ini adalah Poliklinik Tumbuh Kembanng RSUP dr. Sardjito, SLB E Prayuana, dan Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Yogyakarta siswa-siswa di SD dan MI  yang ditangani di Wilayah DIY yang terdiagnosis mengalami gangguan perilaku. Berdasarkan hasil penelitia polan penganganan yang dilakukan di SLB-E Prayuwana dan BPRSR lebih mengarah kepada pola behavioral treatment yang lebih mengedepankan kepada penguatan perilaku positif dan prososial anak melalui proses pembelajaran bersama dengan melibatkan komponen keluarga, sekolah dan teman sebaya. Sedangkan pola penanganan yang dilakukan oleh Poliklinik Tumbuh Kembanng RSUP dr. Sardjito lebih mengarah kepada pola cognitive-behavioral psychotherapy yang dilakukan melaui proses terapi jangka panjang dengan melibatkan berbagai komponen potensial. Pola interfensi yang dipilih akan sangat tergantung dari proses assessment yang telah dilakukan. Selama proses interfensi ini, pelibatan tenaga professional, keluarga dan lingkungan, terutama guru sangatlah penting. Proses interfensi ini, ditujukan untuk memantik 3 ranah; (1) kognitif; untuk menemukan intra-solusi yang diharapkan oleh pasien (2) afektif dan respon emosional yang mengarah kepada kemampuan adaftif prososial pasein, dan (3) psikomotorik untuk meningkatkan aktifitas produktif dan positif motorik anak; Melalui pola deteksi dini dan interfensi ini akan mengurangi kasus klitih atau kenakalan remaja yang akhir-akhir ini menghantui kota Yogyakarta.

Downloads

Download data is not yet available.

Referensi

Agus Salim. (2001). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Tiara Wacana: Yogyakarta.
Aini Mahabbati. (2014) “Pola Perilaku Bermasalah dan Rancangan Intervensi Pada Anak Tunalaras Tipe Gangguan Perilaku (Conduct Disorder) Berdasarkan Functional Behavior Assessment”, Jurnal Dinamika Pendidikan, Nomor 01/Th.XXI/Mei tahun 2014, https://journal.uny.ac.id/index.php/dinamika-pendidikan/article/download/2851/2377, diakses pada 26 April 2018, Pukul: 10. 20 WIB
Alan Kazdin, Child Psychoteraphy: Development and Identifying Effective Treatments. New York: Guliford. 1988).
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Disorders, fifth edition.
Badan Statistik Sosial. (2016). Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016, (Yogyakarta: Badan Pusat Statistik DIY), hlm. 41.
Burhan Bungin. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Cole, T., & Knowles, B. (2011). How to Help Children and Young People with Complex Behavioral Difficulties. London: Jessica Kingsley.
Donohue, B., & Azrin, N. H. (2002). Family behavior therapy in a conduct-disordered and substance-abusing adolescent, a case example. Clinical Case Studies, 1(4), 299-323, doi: 10.1177/153465002236506. Diperoleh dari http://web.unlv.edu.
Finch, Jr., A. J., Nelson III, W. M., & Hart, K. J. (2006). Conduct Disorder: Description, Prevalence, and Etiology. Dalam Nelson III, W. M., Finch, Jr., A. J., & Hart, K. J., Conduct Disorders: A Practitioner’s Guide to Comparative Treatments. New York: Springer Publishing Company, Inc.
Frick, P. J. (2001). Effective interventions for children and adolescent with conduct disorder. CanJ Psychiatry, 46(7), 597-608. Diperoleh dari http://www.psyc.uno.edu.
Gardner, F. &. Moore, Z.E. (2008). “Understanding Clinical Anger and Violence: the Anger Avoidance Model”. Behavior Modification, 32, 897-912, dan Loeber, R., Burke, J. D., Lahey, B. B., Winster, A., & Zera, M. (2000). “Oppositional Defiant and Conduct Disorder: A Review of The Past 10 Years, Part I. The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 39 (12), 1468 - 1484. DOI: 08908567/00/3912-1468. diakses dari pada 27 April 2018, Pukul: 01.27 WIB
Gardner, F. &. Moore, Z.E. (2008). Understanding clinical anger and violence: the anger avoidance model. Behavior Modification, 32, 897-912.
Glicken, M. D. (2009). Evidence-Based Practise with Emotionally Troubled Children and Adolescents. London: Elsevier Inc.
Gresham, F. M. (1981). Social skills training with handicapped children: a review. Review of Educational Research, 51 (1), 139-176.. Stable URL: http://www.jstor.org/stable/1170253
Gunarsa, Singgih. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Muria.
Hallahan, D. P., Kauffman, J. M., & Pullen, P. G. (2011). Exceptional Learners, an Introduction to Special Education. New Jersey: Pearson Education Inc.
Hawkins, R. O., & Axelrod, M. I. (2008). Increasing the on-task homework behavior of youth with behavior disorders using functional behavioral assessment. Behavior Modification, 32 (6), 840-859.
Ida Karismatika “Terapi Kognitif Perilaku untuk Remaja dengan Gangguan Tingkah Laku” Jurnal Sains Dan Praktik Psikologi, Volume 2 (3), 296-301 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jspp/article/download/2893/3547 diakses pada 26 April 2018, Pukul: 10. 26 WIB
Indah Ria Sulisya Rini,” Mengenali Gejala dan Penyebab dari Conduct Disorder”, Psycho Idea, Tahun 8 No.1, Feb 2010 ISSN 1693-1076, hlm. 1-17, http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PSYCHOIDEA/article/view/194/191 diakses pada 26 April 2018, Pukul: 10. 20 WIB
Joosten, A. V., & Bundy, A. C. (2008). The motivation of stereotypic and repetitive behavior: examination of construct validity of the motivation assessment scale. Journal Autism Developmental Disorder, 38, 13411348.
Joughin, C. (2003). Cognitive behaviour therapy can be effective in managing behaviouran problems and conduct disorder in pre-adolescent. Evidence Network. Diperoleh dari http://www.barnardos.org.uk.
Kemendikbud. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Landrum, T. (2003). What is special about special education for students with emotional or behavioral disorder? The Journal of Special Education, 37 (3), 148-156. DOI: 10.1177/00224669030370030401.
Lerner J.W., & Kline F. (2006). Learning Disabilities and Related Disorders.Michigan: Houghton Mifflin.
Loeber, R., Burke, J. D., Lahey, B. B., Winster, A., & Zera, M. (2000). Oppositional defiant and conduct disorder: a review of the past 10 years, Part I. The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 39 (12), 1468 - 1484. DOI: 08908567/00/3912-1468.
Loman, S., & Borgmeier, C. (2010). Practical Functional Behavioral Assessment Training Manual for School-Based Personal: Participant's Guidebook.. Diunduh pada tanggal 18 November 2011, dari Portland, OR: Portland State University: www.pbis.org/common/pbisresources/publication/PracticalFBA_TrainingManual.pdf
Love, J.R., Carr, J.E., & LeBlanc,L.A. (2009) Functional Assessment of Problem Behavior in Children with Autism Spectrum Disorder: A Summary of 32 Outpatiens Cases. Journal of Autism Development Disorder, 39. 363-372.
R Budi Sarwono, “Mengendalikan Kegaduhan Sosial “Klitih” dengan Ketahanan Keluarga” yang dipublikasikan dalam bentuk Proceeding Seminar dan Lokakarya Nasional Revitalisasi Laboratorium dan Jurnal Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan dan Konseling Berbasis KKNI, 4 – 6 Agustus 2017, Malang, Jawa Timur, Indonesia 190-201, http://journal2.um.ac.id/index.php/sembk/article/download/1285/659, diakses pada 26 April 2018, Pukul: 10. 20 WIB
Sarlito, SW. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Shepherd, T. (2010). Working with Students with Emotional and Behavior Disorders Characteristik and Behavior Disorder. New Jersey: Pearson Education Inc.
Singh, N. N., Lancioni, G. E., Joy, S. D. S., Winton, A. S. W., Sabaawi, M., Wahler, R. G., & Singh, J.(2007). “Adolescents with Conduct Disorder can be Mindful of Their Aggressive Behavior”. Journal of Emotional and Behavioral Disorders, 15(1), 56-63. http://jpkc.ecnu.edu.cn, diakses dari pada 27 April 2018, Pukul: 01.10 WIB
Siti Rahayu Hadiono dan Monks F.J. (2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sudarsono. (2012). Kenakalan Remaja. Jakarata: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Suprayogo & Imam Tobroni. (2001). Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Suprapto,“Klitih Terjadi Akibat Rapuhnya Kontrol Sosial”, Pranala, Edisi 14, Maret-April 2017 (Yogyakarta: Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia [PUSHAM UII]), 25-30
Washington: American Psychiatric Association. Busari, A. O. (2013). Cognitive behaviour therapy in the management of conduct disorder among adolescents. Intech: open science, open minds, 45-63. Diperoleh dari http://cdn.interchopen.com
Yusuf Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
“Ngisruh di Jalan, Disergap Polisi Murid SD Pun Jadi Cah Klitih”, Harianmerapi.com, 1 April 2018, https://www.harianmerapi.com/news/2018/04/01/10871/ngisruh-di-jalan-disergap-polisi-murid-sd-pun-jadi-cah-klitih diakses pada 12 Februari 2018, Pukul: 20.28 WIB.
Nto, “Begini Caranya Polda DIY Menekan Klitih”, Tribunjogja.com. pada Senin, 16 Oktober 2017, 20:59, Editor: Ari Nugroho, http://jogja.tribunnews.com/2017/10/16/begini-caranya-polda-diy-menekan-klitih, diakses pada 12 Februari 2018, Pukul: 20.25 WIB
Purnomo Edi, “8 Anak SMP dan 1 Siswa SD Naik 5 Motor Bikin Onar di Yogyakarta”, Merdeka.com, 17 Juni 2017, 00:27, Editor: Eko, https://www.merdeka.com/peristiwa/8-anak-smp-dan-1-siswa-sd-naik-5-motor-bikin-onar-di-yogyakarta.html, diakses pada 12 Februari 2018, Pukul: 20.28 WIB
Diterbitkan
2019-09-30
Bentuk Sitasi
Maksum, Khanif, and Ahmad Arifin. MODELING: Jurnal Program Studi PGMI 6, no. 2 (September 30, 2019): 259-277. Accessed April 26, 2024. http://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/modeling/article/view/513.
Section
Articles