Kawah Candradimuka Kader PMII Surabaya Selatan
Keywords:
Kawah Candradimuka, Kader, PMII Surabaya SelatanAbstract
Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) dan Pelatihan Kader Dasar (PKD) adalah pelatihan formal organisasi kemasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di seluruh Indonesia. Seorang mahasiswa layak disebut sebagai kader, bila telah mengikuti keduanya dan dinyatakan lulus. Banyak materi yang disampaikan dalam dua pelatihan itu, mulai dari sejarah berdirinya PMII, transformasi dari masa ke masa, ke-Islaman baik yang membahas tentang kajian pemikiran tokoh nasional maupun tokoh dunia, keindonesiaan yang menitikberatkan bagaimana mahasiswa lebih mencintai Indonesia dengan pendekatan logis dan rasional maupun menyoroti tentang geopolitik dalam percaturan politik internasional, Aswaja yang menjadi pondasi penguatan, bagaimana kader berfikir, bergerak dan beramaliyah dengan panduan aswaja al-nahdliyah, analisis sosial, pendidikan, kesetaraan gender dan lain sebagainya.
Dengan menamatkan dua pelatihan itu diharapkan setiap kader, tidak hanya berkutat dengan perkuliahan tetapi menjadi bagian dari agent of change, agen perubahan yang akan merubah tatanan masyarakat sesuai dengan prinsip dasar aswaja yang tawasut, tawazun, i’tidal, tasamuh dan cinta tanah air. Kader juga diharapkan menjadi bagian dari masyarakat global yang fasih menyuarakan Islam yang moderat, peran Indonesia dalam memainkan peran dalam perdamaian dunia, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan di atas prinsip primordial berdasarkan agama, suku, ras dan antar golongan.
Menggunakan pola diskusi atas fenomena sosial, para kader digugah untuk selalu up date terhadap berita kekiniaan dan memberikan analisis yang tajam berdasarkan data yang akurat dan valid. Argumentasi yang dibangun haruslah berbasis data dan beragam teori yang dibutuhkan sehingga dalam memberikan solusi tidak sekedar menggunakan pendekatan agama, semua ini adalah takdir yang harus dijalani, tapi bagaimana setiap problem harus diurai sedemikian detail sehingga akan menghasilkan formula yang solutif.
References
al-Maududi, Abu A’la. 1967. Nazhariyyah al-Islam al-Siyasi. Al-Qohiroh: Darr al-Fikr.
Anwar, Syafi’i. 1995. Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia: Sebuah Kajian Tentang Cendekiawan Muslim Orde Baru. Jakarta: Paramadina.
Azra, Azyumardi. 1996. Pergolakan Politik Islam dari Fundamentalisme, Modernisme hingga Post-Modernisme. Jakarta: Paramadina.
Beam, William O.. 2002. Fighting the Good Fight, Fundamentalism and Religious Revival. Dalam J. MacClancy. Ed. Exotic No More: Anthropology on The Religion Lines. Chicago, University of Chicago.
Boullota, Issa J. 2002. Dekonstruksi Tradisi, Gelegar Pemikiran Arab Islam, terj. Imam Khoiri. Yogyakarta: LKiS.
Chalik, Abdul. 2017. Islam, Negara dan Masa Depan Ideologi Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Choueiri, Youssef M. 1990. Islamic Fundamentalism. Boston, Massachusets: Twayne Publishers.
Dekmejian, R. Hrair. 1998. “Islamic Revival: Catalysts, Categories, and Consequences.†Dalam The Politics of Islamic Revivalism: Diversity and Unity, ed. Shireen T. Hunter. 3-19. Bloomington and Indianapolis: Indiana University Press.
Effendy, Bahtiar. 1986. Merambah Jalan Baru Islam, Rekonstruksi Pemikiran Islam Masa Orde Baru. Bandung: Mizan.
Emersom, Michael O. dan David Hartman. 2006. The Rise of Religious Fundamentalism, dalam Annual Review of Sociology.
Farida, Ummu. 2015. Islam Pribumi dan Islam Puritan: Ikhtiar Menemukan Wajah Islam Indonesia Berdasar Proses Dialektika Pemeluknya dengan Tradisi Lokal, FIKRAH: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 3, No.1, Juni.
Federspiel, Howard M. 2004. Labirin Ideologi Muslim: Pencarian dan Pergulatan PERSIS di Era Kemunculan Negara Indonesia (1923-1957), terj. Ruslani dan Kurniawan Abdullah. Jakarta: Serambi.
Fuad, Ahmad Nur. 2007. Interrelasi Fundamentalisme dan Orientasi Ideologi Gerakan Islam Kontemporer: Survei Pendahuluan, Islamica : Jurnal Studi Keislaman, Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, Vol. 2, No. 1, September.
Geertz, Clifford. 1981. Santri, Abangan dan Priyai dalam Masyarakat Jawa, terj. Aswab Mahasin. Jakarta: Pustaka Jaya.
Hasyim, Syafiq. 2002. “Fundamentalisme Islam: Perebutan dan Pergeseran Makna†dalam Jurnal Tashwirul Afkar, Edisi no. 13.
Latif, Hilman. 2017. Post Puritanisme : Pemikiran dan Arah Baru Gerakan Islam Modernis. Yogyakarta: LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Lawrence, Bruce B. 2004. Islam Tidak Tunggal: Melepaskan Islam dari Kekerasan. Jakarta: Serambi.
Liddle, William, 1999. “Skripturalisme Media Dakwah: Sebuah Bentuk Pemikiran dan Aksi Politik Islam di Indonesia Masa Orde Baru†dalam Mark R. Woodward (ed.), Jalan Baru Islam: Memetakan Paradigma Mutakhir Islam Indonesia, terj. Ihsan Ali Fauzi, cet. Ke-2. Bandung: Mizan.
Ma’arif, Syafi’i. 1992. Peta Bumi Pemikiran Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.
Mahmudah, Siti. 2018. Islamisme : Kemunculan dan Perkembangannya di Indonesia, JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 3, Nomor 1, Juni.
Mas’udi, Masdar F.. 2004. “Pengantar Umum: Paradigma dan Metodologi Islam Emansipatorisâ€, dalam Very Verdiansyah, Islam Emansipatoris: Menafsir Agama untuk Pembebasan. Jakarta: P3M.
Noer, Deliar. 1996. Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900-1942. Jakarta: LP3ES.
Raharjo, Dawam. 2004. Intelektual, Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa. Bandung: Mizan.
Rahman, Fazlur. 1987. Neo-Modernisme Islam, terj. Taufiq Adnan Amal. Bandung: Mizan.
Rahmat, Imdadun. 2003. “Islam Pribumi: Mencari Wajah Islam Indonesia†dalam Jurnal Tashwirul Afkar, edisi no. 14.
Rais, Amin. 1999. Cakrawala Islam Antara Cita dan Fakta. Bandung: Mizan.
Riesebrodt, Martin. 1993. Pious Passion; The Emergence of Modern Fundamentalism in The United States and Iran. Barkeley: University of California Press.
Rumadi. 2008. Postradisionalisme Islam: Wacana Intelektualisme dalam Komunitas NU. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI.
Wijaya, Aksin. 2014. Satu Islam, Ragam Epistemologi: DÄri Epistemologi Teosentris ke Antroposentris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
---------. 2015. Dari Membela Tuhan ke Membela Manusia: Kritik atas Nalar Agamisas Kekerasan. Bandung: Mizan.


